Perbedaan Psikologis Laki-laki dan Perempuan

Semua orang pasti setuju bila dikatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kondisi yang berbeda, walaupun sama-sama manusia tetapi ada berbagai perbedaan. Perbedaan itu mulai dari yang bersifat fisik sampai yang bersifat psikis. Dari bentuk maupun fungsinya. Dalam menghadapi masalah, maupun cara menyelesaikannya. Dan dalam berbagai kebiasaan mereka sehari-hari, termasuk aktivitas mereka di dalam rumah tangga (yang terakhir disebut pelajaran untuk rumah tangga nanti yah).

Kondisi psikologis yang secara aktif sangat berpengaruh pada cara memahami, berbuat, dan merespon sesuatu. Perbedaan tersebut membuat masing-masing menjadi jelas dan sepertinya tidak akan mungkin bisa bersandar pada dunia yang sama, cara berfikir yang sama. Inilah kodrat manusia. Agar tak salah dalam menafsirkan cara berpikir, yang ujung-ujungnya membawa kesalahpahaman maka adalah baiknya mengetahui bagaimana perbedaan ini? Dengan mengetahui dasar-dasar perbedaan ini, diharapkan tidak ada lagi rasa curiga dan tentunya diharapkan muncul rasa saling mengerti (memaklumi kali yah..) antara laki-laki dan perempuan.

Perbedaan yang mencolok tentulah secara fisik, nah tetapi tentu banyak perbedaan lainnya secara lahiriah. Begitu halnya dalam hal cara berfikir. Cara berfikir lelaki terkonsentrasi (terpusat) pada kebutuhannya saja dan hanya memperhatikan dirinya saja. Sebaliknya pada perempuan, akan lebih mudah memperhatikan sekelilingnya melebihi perhatian pada dirinya sendiri. Ia akan mengorbankan dirinya sendiri dan tidak merasakan hal tersebut.

Perbedaan cara berpikir ini yang mendasari sikap tidak saling memahami jalan pemikiran. Lelaki tidak bisa berfikir dan menyikapi sesuatu seperti yang dilakukan perempuan. Begitu juga sebaliknya. Jika masing-masing pihak memaksakan cara berpikirnya, tentu saja fatal akibatnya.

Lalu, apa saja perbedaan itu?

Cara berpikir otak lelaki dan perempuan berbeda, begitu pula dalam penggunaannya. Para lelaki akan sulit sekali merubah fikirannya dalam waktu sekejab. Lain hal dengan perempuan. Jika seorang lelaki dalam konsentrasi penuh melakukan suatu hal, maka akan sulit baginya untuk membagi konsentrasi pada hal lainnya. Misalnya, seorang suami sedang asik membaca. Si istri datang dengan maksud ingin menciptakan suasana hangat. Namun yang terjadi pada suami adalah si istri mengganggu konsentrasinya. Hal umum terjadi adalah, suami dan istri sama-sama menjadi jengkel karena tak terpenuhi keinginannya (yang baca jangan senyum2 sendiri yah, awas hati2 jaga hati).

Interaksi dengan dunia luar bagi lelaki adalah pergulatan dengan dunia luar. Pergulatan yang membutuhkan energi besar dan keharusan untuk memenangkannya. Ia harus selalu menjadi orang yang berada di urutan teratas. Tentu saja interaksi ini berbeda jauh pada kaum perempuan yang penuh dengan kasih sayang, dunia penuh cinta, dan hubungan sosial. Cara berfikir terhadap dunia luarpun menjadi sangat berbeda. Dimana lelaki berfikir secara sentratif (memusat) akan mengaitkan satu hal dengan hal lainnya kemudian secara bertahap membentuk sebuah gambaran yang dapat ia mengerti. Sedangkan perempuan memiliki sifat ekspansif (meluas) dimana pada tahap awalnya ia akan mencoba menjelajah segala aspek yang terkait dengan objek kemudian mengkaitkan bagian-bagian tersebut.

Contoh sederhana adalah saat berbelanja. Bagi lelaki dimana cara berfikirnya terkonsentrasi adalah langsung membeli barang yang dibutuhkannya dan mengabaikan lainnya. Berbeda dengan perempuan yang bersifat ekspansif. Perempuan membutuhkan waktu untuk menjelajah sambil menyebarkan sifat penyayangnya. Tentu hal yang melelahkan bagi lelaki bila ia dipaksakan harus melakukan hal yang sama seperti kaum perempuan.

Contoh lainnya adalah, laki-laki kadangkala menyelesaikan masalah satu persatu, difikirkan secara seksama dan mesti sesuai dengan logika. Sedangkan perempuan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan secara bersama-sama (sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui) dan dapat berfikir cepat dan juga menggunakan feelingnya dalam mengambil keputusan. Nah, disinilah kadangkala juga terjadi kesalahpahaman saat berada dalam satu wadah katakanlah organisasi,, biasanya para perempuan akan terkesan cerewet di hadapan laki-laki hanya karena si perempuan melihat laki-lakinya kurang tanggap, terkesan bertele-tele dan lama dalam menyelesaikan masalah ataupun dalam melakukan sesuatu, yang padahal para laki-laki tersebut sedang berfikir cara penyelesaian secara sempurna dan masuk akal. Sedangkan perempuan di mata laki-laki terkesan terlalu buru-buru, menyelesaikan sesuatu hanya dengan menggunakan feelingnya.. yang ujungnya akhirnya terjadi kesalahpahaman. Makanya apabila bekerjasama dalam suatu wadah, maka diperlukan azas musyawarah agar keputusan yang diambil bisa saling melengkapi satu sama lainnya.

Perbedaan lainnya terletak pada cara berfikir dalam menyelesaikan masalah. Bagi lelaki, berfikir adalah diam namun bagi perempuan berfikir sambil berbicara agar mendapatkan kejernihan dalam berfikir. Kontradiktif. Tabiat pokok para lelaki adalah perhatian pada sesuatu yang di luar. Sehingga ketika ia mengalami kesukaran maka ia akan menarik diri dan mulai berfikir secara diam. Ia berusaha memecahkan permasalahan yang dialami. Demikianlah cara lelaki bersikap agar telepas dari kesukaran dan kelelahan. 

Lelaki yang merasa lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang, jauh dari kebisingan. Dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin berbicara, baik pada permasalahan yang dihadapi maupun tema lainnya. Nah jadi, kalau nanti sudah menikah (ayo jangan senyum-senyum), maka kalau seorang laki-laki (baca suami) pulang dengan sikap diam, maka diharapkan para istri (kesannya istrinya banyak) jangan memaksa suami untuk menceritakan langsung tentang permasalahan yang sedang dihadapi beliau,, karena percuma saja, tidak akan dijawab dan yang biasanya terjadi malah pertengkaran.

Seni berkomunikasi sudah umum dikatakan bahwa perempuan adalah makhluk cerewet yang banyak omong. Sebenarnya pendapat itu tidak salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Kaum lelaki juga sangat suka berbicara. Kaum lelaki banyak berbicara saat di luar rumah, saat ia berjuang dan berkorban untuk mendapatkan kebutuhannya. Saat di rumah ia menjadi pendiam karena baginya rumah bukan tempat untuk berjuang. Rumah adalah tempat untuk beristirahat, mengistirahatkan otaknya. Berbeda dengan kaum perempuan yang merasa rumah adalah tempat yang tepat untuk berbicara terutama dengan suaminya (kok suami lagi ya??)

Di lain sisi, kaum perempuan menyukai memberikan pertolongan dan bantuan kepada sesama. Keadaan berbeda pada kaum lelaki. Perbedaan memang selalu ada selayaknya tulang rusuk yang bengkok bagi kaum lelaki, selalu berseberangan sifatnya. Tujuan memberikan bantuan bagi kaum perempuan adalah untuk membuat dia merasa diperlukan. Sementara dalam dunia kaum lelaki, memberikan bantuan sukarela dianggap sesuatu yang tak dapat diterima. Kadang ditafsirkan sebagai penghinaan atas sebuah ketidakmampuan (gengsi laki-laki lebih tinggi).

Lanjut ke perbedaan selanjutnya ?? oke,, lanjutkan..

Para ahli otak, bahkan menyebut otak perempuan dan otak lelaki memiliki perbedaan struktur dan fungsi, yang terbentuk sejak mereka di dalam kandungan. Di antaranya, otak lelaki memiliki bagian otak yang lebih besar dibandingkan perempuan. Padahal, ini adalah bagian yang bertanggungjawab terhadap perilaku kasar seseorang. Karena bagian ini lebih besar dan lebih aktif pada seorang lelaki, maka tidak heran lelaki berperilaku lebih kasar dibandingkan dengan perempuan. Kalau sedang emosi, cenderung untuk mengandalkan fisik. Seperti memukul, membanting, berkata kasar dan sebagainya. Sedangkan pada wanita, bakal menyikapi dengan lebih hati-hati dan terkontrol.

Pada perempuan, fungsi otaknya lebih tajam dalam menangkap situasi yang terjadi di sekitarnya. Terutama yang terkait dengan perasaan emosional, seperti sedih dan gembira. Termasuk perubahan ekspresi lawan bicaranya, atau bahasa tubuh mereka, dibandingkan lelaki. (kadang laki2 ga peka dengan perubahan nada suara dan ekspresi). Karena laki-laki kurang peka terhadap perasaan emosi, maka kadangkala laki-laki suka bingung dengan perubahan sikap perempuan yang tiba-tiba, dan laki-lakipun tidak sadar akan apa yang sebenarnya terjadi.

Saya beri tau sedikit solusi yah biar tidak terjadi salah faham antara laki-laki dan perempuan,, untuk para perempuan.. Karena laki-laki itu kurang peka perasaan emosinya, maka kalau mau mengatakan sesuatu kepada mereka jangan pernah menggunakan bahasa kiasan atau berputar-putar bicaranya, karena mereka kurang peka terhadap masalah yang satu itu. Kalau berbicara dengan mereka, langsung ke poin intinya saja, dan bicaralah yang jujur karena laki-laki itu tidak bisa menebak perasaan perempuan.

Nah, ternyata semua itu juga berpangkal pada struktur dan fungsi otak yang berbeda antara keduanya. Pada wanita sistem limbiknya bekerja 8 kali lebih kuat dibandingkan dengan lelaki. Inilah yang memungkinkan wanita menjadi lebih perasa. Cuma, sayangnya, kepekaan ini juga membuat wanita lebih emosional dalam bersikap: gampang merasa sedih dan gembira. Pada umumnya wanita juga memiliki kemampuan bahasa dan mendiskripsikan persoalan secara lebih mendetil. Ternyata ini disebabkan sel-sel otak yang bertanggungjawab terhadap kemampuan bahasa pada perempuan tersebar dalam wilayah yang luas di otak kanan maupun otak kiri. Sehingga, pada wanita yang mengalami stroke, kebanyakan mereka tidak kehilangan kemampuan bicaranya. Sel-sel yang berkait dengan fungsi bicara masih berjalan dengan baik. Suatu hal yang jarang terjadi pada laki-laki. Kebanyakan pria jika kena stroke, kemampuan bicaranya bakal menurun drastis. 

Kemampuan berbahasa dan perasaan yang halus itu memberikan kemampuan kepada seorang wanita untuk bisa menjelaskan perasaannya dengan lebih mengesankan dibandingkan kebanyakan lelaki. Secara struktural, otak wanita memiliki saraf penghubung antara otak kanan dan kirinya lebih tebal dibandingkan pria.

Perbedaan lainnya adalah pada kemampuan mengelola rasa sakit dan stres. Ternyata perempuan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ini pun disebabkan oleh perbedaan otak mereka. Sejak usia baligh, perempuan sudah terbiasa didera nyeri dan stres disebabkan oleh perubahan kondisi menjelang haid alias menstruasi. Nyeri karena datang bulan itu, seringkali datang bersamaan dengan gejolak emosi dan stres. Belum lagi, ketika mereka melahirkan. Rasa sakit dan stres semakin meningkat. Tapi mereka bisa mengatasinya dengan baik. Dan berulangkali terjadi, seiring dengan jumlah anak yang mereka lahirkan. Mereka bisa mengelola nyeri dan stres itu lebih baik daripada laki-laki. Belum lagi, masa menyusui, masa membesarkan dan mendidik anak, serta berbagai masalah rumah tangga yang datang silih berganti.

Wanita memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan pria. Meskipun, kelihatannya wanita kalah berotot dan lebih lemah. Dan seterusnya. Dan sebagainya. Makanya perempuan bisa menghadapi rasa stress lebih baik daripada laki-laki (eh, tapi tergantung sifat perempuannya juga sie).

Pada dasarnya, pada bagian ini saya hanya ingin mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memang berbeda. Berbagai penelitian bidang kedokteran dan biologi telah membuktikan hal itu. Mereka memang memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Karena itu harus diperlakukan secara berbeda pula. Karena, sesungguhnyalah mereka adalah sosok yang berbeda, dalam fisik, tingkah laku, maupun ukuran kebahagiaannya..

Jadi, setelah mengetahui beberapa perbedaan antara laki-laki dan perempuan ini, diharapkan saling memahami antara satu dan lainnya, sehingga kerjasama dalam suatu kebersamaan dapat terjalin dengan lebih baik lagi dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,,, yah setidaknya dapat meminimalis kesalahpahaman :)

2 komentar:

  Anonim

5 Agustus 2013 pukul 10.26

Maaf, tolong miu bubunya dipindahkan. Sebab mengganggu tulisan saat diprbesar. Terima kasih

  Ana Miladiyah

22 Agustus 2013 pukul 09.59

well done, thx for advice :)