TIPE KOMUNIKASI

 Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Terjadinya proses komunikasi disini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun di dalam diri seseorang.
Objek yang diamati mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah mendapat rangsangan dari pancaindra yang dimilikinya. Hasil kerja dari proses pikiran tadi setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi pengaruh pada pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang.
Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali seseorang dihadapkan pada pilihan Ya atau Tidak. Keadaan semacam ini membaawa seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri sendiri, terutama dalam mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang akan diambil. Cara ini hanya bisa dilakukan dengan metode komunikasi intrapersonal atau komunikasi dengan diri sendiri.
 
Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979).
Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara.  Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi antarpribadi karena: Pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi.

Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak. Apapun namanya, komuniksi publik menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.
Salah satu ciri yang dimilki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal. Tipe komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya.
Ada kalangan tertentu menilai bahwa komunikasi publik bisa digolongkan komunikasi massa bila dilihat pesannya yang terbuka. Tetapi terdapat beberapa kasus tertentu dimana pesan yang disampaikan itu terbatas pada segmen khalayak tertentu, misalnya pengarahan, sentiaji, diskusi panel, seminar, dan rapat anggota. Karena itu komunikasi publik bisa juga disebut komunikasi kelompok bila dilihat dari segi tempat dan situasi.

Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain.
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar, misalnya melalui program interaktif.

PEMIMPIN VS MANAJER

PEMIMPIN
1.             Visionary – Visioner
Pemimpin harus mempunyai visi atau pemahaman yang jelas tentang mau dibawa ke mana perusahaan (organisasinya) dan memiliki strategi yang jelas untuk mencapainya.
2.             Passionate - Penuh Semangat
Seorang pemimpin yang baik harus membawa energi yang sangat besar bagi bawahannya, dan selalu mempunyai semangat yang senantiasa dikobarkan dalam setiap tugas yang diberikan, dalam setiap bidang yang ditangani kapanpun dan dimanapun.
3.             Creative – Kreatif
Kreatif dipahami sebagai kemampuan menemukan cara-cara baru di dalam menangani persoalan. Seorang pemimpin kreatif tidak akan mengandalkan cara-cara lama, sekalipun bila cara lama itu terbukti sudah berhasil. Ia selalu terdorong untuk mengeksplorasi kemungkinan lain di dalam menangani suatu persoalan. Ia percaya bahwa selalu ada cara berbeda yang lebih bagus, dan ia berani menggali kemungkinan itu.
4.             Flexible – Fleksibel
Pemimpin yang fleksibel dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan baru dan cekatan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.
5.             Inspiring – Inspiratif
Tugas utama seorang pemimpin adalah memberikan inspirasi pada orang untuk bekerja mewujukan hal-hal hebat dengan sumber daya yang terbatas. Kata-kata dan tindakannya menjadi teladan yang memberikan harapan sekaligus semangat bagi orang-orang yang bekerja untuk maupun bersamanya.
6.             Innovative – Inovatif
Dalam memimpin organisasinya, pemimpin dituntut untuk memiliki sikap yang inovatif. Dengan memiliki visi dan misi yang progresif, yang senantiasa menawarkan ide-ide segar yang mengusung perubahan dan pembaharuan. Pemimpin harus terbuka terhadap perubahan. Perubahan adalah kebutuhan, bukan hambatan. Pemimpin inovatif tidak mudah puas dengan hasil yang didapat dan selalu berambisi untuk berbuat lebih baik.
7.             Courageous – Berani
Peran penting seorang pemimpin organisasi adalah mengambil keputusan terkait dengan bidang tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Keberanian sang pemimpin untuk melangkah dan selanjutnya mengelola resiko yang timbul atas keputusan yang diambil merupakan cerminan dari tingkat keseriusannya dalam menjalankan tugas serta keinginannya untuk membela kepentingan organisasi.
8.             Imaginative – Imajinatif
Imajinasi adalah sebuah kualitas yang lebih penting dari pada pengetahuan. Karena, semua penggunaan bakat, intelek, pendidikan, dan pengalaman ditentukan arahnya oleh apa yang dibayangkan dalam pikiran. Pemimpin tidak mungkin bekerja bertentangan dengan niat-niat pencapaian dari yang sedang terbayangkan di benak pemimpin.
Kualitas utama dari seorang pemimpin yang berbakat untuk membesarkan organisasi apa pun yang dipimpinnya adalah kemampuannya untuk melihat sesuatu di masa depan dengan jelas sebelum hal itu menjadi jelas bagi semua orang.
9.             Eksperimental – Eksperimen
Pemimpin pada dasarnya mempunyai sifat yang suka mencoba-coba hal-hal baru, karena sudah seharusnya sifat pemimpin adalah berani mengambil keputusan.
10.         Independent – Independen
Seorang pemimpin harus memiliki sikap independen yang artinya pemimpin tersebut netral, tidak dipakai oleh pihak manapun. Independen dalam hal ini bukan berarti menjaga jarak sama sekali dengan pihak lain. Pemimpin tetap butuh dukungan dari pihak manapun. Untuk itu bisa disiasati dengan melakukan komunikasi secara terbuka dan transparan.

MANAJER
1.             Rational –Rasional
Manajer hendaknya mempunyai sifat yang rasional dalam mengambil keputusan. Rasional adalah suatu hal yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.
2.             Consulting – Konsultasi
Seorang manajer mutlak memerlukan sifat ini untuk dapat secara aktif berkomunikasi dengan bawahannya untuk mengetahui apa yg sedang terjadi dan hal apa saja yang perlu di evakuasi mengingat Konsultasi adalah tentang aksi dan hasil. Konsultasi harus dapat memastikan bahwa pandangan yang dikonsultasikan mengarahkan kepada sebuah pengambilan keputusan. Oleh karenanya konsultasi adalah tentang aksi dan berorientasi kepada hasil.
3.             Persistent – Gigih
Manajer tentu saja harus memiliki sifat yang gigih, karena untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan diperlukan sikap sungguh-sungguh, teguh pada pendirian, dan berpegang pada prinsip agar saat terdapat intervensi dari pihak lain manajer tersebut tidak mudah terpengaruh dan tetap bertahan pada apa yang telah diyakininya.
4.             Problem Solving – Pemecah Masalah
Sifat lain yang diperlukan seorang manajer adalah sifat problem solving yang berarti tindakan memberi respons/reaksi terhadap permasalahan dengan meminimalkan dampak buruknya dan memaksimalkan dampak baiknya. Jadi seorang manajer harus mampu mengakomodir suatu masalah untuk dapat dicari titik tengah dan penyelesaiannya yg tentu saja dg menggunakan trik win-win solution. Pentingnya penyelesaian masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Serangkaian keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah mungkin hanya membutuhkan sedikit waktu namun dapat mempengaruhi banyak aspek.
5.             Tough Minded – Melalui Pikiran
Seorang tough-minded manager memilih bersikap rasional. Ia tegas dalam prinsip sekaligus cerdas dalam pendekatan tanpa harus terjebak dalam sikap manipulatif. Seorang tough-minded manager tidak hanya kukuh dalam prinsip ketika berhadapan dengan orang yang dipimpinnya. Ia juga tetap teguh dengan prinsipnya ketika harus berhadapan dengan kepentingan pemilik modal sekalipun. Bahkan untuk meningkatkan kemampuannya seorang tough-minded manager tak ragu-ragu membuka diri untuk belajar dari yang lain, dan bahkan bersedia mengakui kesalahan. Oleh karena itu, ia juga bersedia bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya.
6.             Analytical – Analistis
Seorang manajer hendaknya mampu berpikir secara analistis. Berpikir secara analitis (analytical thinking) diperlukan terutama dalam memecahkan suatu masalah. Namun, diperlukan teknik dan kerangka kerja yang sistematis untuk mempercepat penemuan solusi terhadap masalah tersebut. Salah satu pendekatan sistematis dan saintis dalam berpikir analitis adalah dengan kerangka kerja yang menggunakan model Problem – Hypotheses – Facts – Analysis – Solution.
7.             Structured – Terstruktur
Seorang manajer dituntut untuk dapat memiliki pola pikir dan tindakan yg terstruktur dengan baik karena setiap keputusan dan hal apapun yang dilakukan oleh manajer menetukan kelangsungan organisasi tersebut. apabila manajer tidak mampu secara berkelanjutan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan organisasi secara terstruktur maka organisasi tersebut dapat terganggu. Manajer memiliki kekuasaan karena jabatan yang dimilikinya. Dia bisa memberi komando karena struktur dan birokrasi, tetapi saat dia sudah tidak lagi menjabat maka tidak satupun "bekas" bawahanya mau dia perintah.
8.             Deliberate – Perunding
Peran yang menempatkan manajer sebagai perunding baik dengan pihak – pihak dalam lingkungan organisasi maupun pihak luar guna pemecahan bagi masalah – masalah yang dihadapi organisasi.
9.             Authoritative – Berwibawa
Manajer yang otoriter cenderung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini bawahannya agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi dengan memusatkan pengambilan keputusan kepada satu orang atau satu kelompok kecil saja. Manajaer dengan sifat seperti ini cenderung kaku dan tidak mau mendengar saran atau aspirasi dari bawahannya.
10.         Stabilizing – Menstabilkan
Manajer dituntut untuk memiliki sikap stabilisator agar dalam memecahakan permasalahan seorang manajer selalu stabil, konsisten, dan tidak mudah terpengaruh agar nantinya dalam proses pengambilan keputusan mendapatkan keputusan terbaik bagi perusahaan.

AZAS-AZAS KEPEMIMPINAN


1.   KEMANUSIAAN
Mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, yaitu pembimbingan manusia oleh manusia, bertujuan untuk lebih mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan-tujuan bersama.
CONTOH:
Ketua  organisasi pecinta alam bisa membimbing anggotanya sehingga lebih berpotensi dan kemampuannya pun lebih baik lagi karena para anggota punya kewajiban mencari ilmu tentang alam dan lingkungan hanya pada saat proses pendidikan untuk menjadi anggota penuh, sehingga setelah menjadi anggota penuh pencarian ilmu diserahkan pada masing-masing individu.
2.   EFISIEN
Efisieni teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber, materi, dan jumlah manusia atas prinsip penghematan, adanya nilai-nilai ekonomis, serta asas-asas manajemen modern.
CONTOH:
Seorang ketua BEM fakultas harus dapat memanajemen organisasinya dengan baik berdasarkan keterbatasan materi dan jumlah SDM. Karena  suatu organisasi mempunyai banyak keterbatasan untuk mewujudkan hasil yang maksimal, seperti terbatasnya jumlah SDM dan dana.
3.   KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAAN YANG LEBIH MERATA
Kesejahteraan dan kebahagian yang merata menuju pada taraf kehidupan yang lebih baik.
CONTOH:
Anggota suatu organisasi menginginkan pemimpin yang bisa membuat kehidupan anggotanya dalam organisasi lebih sejahtera dan bahagia tanpa pilih kasih sehingga dalam bekerjasama pun bisa lebih baik karena konflik antar sesama anggota sering terjadi karena beda pendapat dan prinsip.

TIPS CARA MENGIRIM LAMARAN PEKERJAAN SECARA ONLINE

Perkembangan teknologi dan makin mudahnya akses internet membuat banyak hal, termasuk melamar pekerjaan, hanya a click a way. Kedengarannya memang gampang, Anda hanya perlu online dan mengirimkan email berisi CV dan cover letter, atau menjadi anggota website yang memuat iklan lowongan kerja. Namun melamar pekerjaan secara online juga punya cara tersendiri agar email CV dan cover letter Anda stand out dan tidak berakhir di trash folder.

Berikut adalah tips melamar pekerjaan secara online:
1. Selektif memilih pekerjaan.
Sekalipun melamar pekerjaan secara online lebih gampang dibandingkan dengan cara-cara tradisional lainnya, Anda tetap harus selektif memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan latar belakang Anda.

2. Up-date CV Anda
Perbarui CV Anda, baik dari sisi format atau isi. Tuliskan keahlian dan pengalaman kerja kerja Anda yang disesuaikan dengan kualifikasi lowongan pekerjaan yang Anda lamar. Jadikan CV Anda sebagai marketing kit untuk menjual kualifikasi yang Anda miliki.

3. Selalu kirimkan CV beserta dengan cover letter.
Cover letter atau surat lamaran adalah kesempatan Anda untuk menarik perhatian pembaca lamaran Anda. Isi cover letter umumnya adalah perkenalan diri Anda, dan kemampuan yang ingin Anda tunjukkan.

4. Ikuti petunjuk yang ditetapkan untuk melamar pekerjaan. Tunjukkan bahwa Anda bisa mematuhi peraturan yang dibuat perusahaan, walaupun Anda belum menjadi pegawai.

5. Masukkan CV Anda di bagian email, bukan di attachment. Hal ini akan memudahkan pembaca email untuk membaca CV Anda, tanpa harus mendownload file. Pastikan juga untuk merapikan formatnya, sesuai format CV umumnya.